Pencarian Ilmu (Isi langsung tekan "Enter")

Deklarasi Djuanda

Tak banyak generasi masa kini yang mengenal sosok Ir. H. Djuanda Kartawidjaja, meski namanya sudah sangat banyak diabadikan ke dalam nama jalan, nama bendungan, nama stasiun kereta api (di Jakarta) dan bahkan nama bandar udara di kota Surabaya. Banyak tokoh-tokoh yang hidup semasanya juga berpikir yang sama bahwa dalam dua puluh tahun terakhir ini namanya tidak menjadi buah bibir generasi muda, padahal Ir. H. Djuanda Kartawidjaja telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional RI.

Semenjak masa awal kemerdekaan (1946) sampai meninggalnya 6 Nopember 1963 dalam usia 52 tahun, Ir. H. Djuanda K. selalu mendapat kepercayaan menjadi menteri dalam berbagai kabinet, bahkan ketika meninggal masih menjabat sebagai Menteri Pertama antara tahun 1959-1963, dan sebelumnya adalah Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan selama tahun 1957-1959.

Ir. H. Djuanda dilahirkan di Tasikmalaya, 14 januari 1911, merupakan anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School (HIS). Pendidikan sekolah dasar diselesaikan di HIS dan kemudian pindah ke sekolah untuk anak orang Eropa Europesche Lagere School (ELS), tamat tahun 1924. Selanjutnya oleh ayahnya dimasukkan ke sekolah menengah khusus orang Eropa yaitu Hogere Burger School (HBS) di Bandung, dan lulus tahun 1929. Pada tahun yang sama dia masuk ke sekolah Tinggi Teknik (Technische Hooge School) di Bandung, mengambil jurusan teknik sipil dan lulus tahun 1933.

Semasa mudanya Djuanda hanya aktif dalam organisasi non politik yaitu Paguyuban Pasundan dan anggota Muhamadiyah, dan pernah menjadi pimpinan sekolah Muhamadiyah. Karir selanjutnya dijalaninya sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum propinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak tahun 1939. Ir. Djuanda oleh kalangan pers dijuluki ‘menteri marathon’ karena sejak awal kemerdekaan (1946) sudah menjabat sebagai menteri muda perhubungan sampai menjadi Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan (1957-1959) sampai menjadi Menteri Pertama pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1963). Sehingga dari tahun 1946 sampai meninggalnya tahun 1963, beliau menjabat sekali sebagai menteri muda, 14 kali sebagai menteri, dan sekali menjabat Perdana Menteri.

Pada saat diangkat oleh presiden Soekarno sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Karya, Ir. Djuanda bukanlah orang partai, sehingga ‘Kabinet Karya’ ini beranggotakan para menteri yang dipilih berdasarkan keahliannya bukan berdasarkan asal partainya. Pada saat menjabat sebagai perdana menteri inilah, Ir. Djuanda harus menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa yang berat dan rumit. Beberpa diantarannya adalah masalah ketegangan hubungan antara presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta yang mengundurkan diri tahun 1956. Selain itu pergolakan di daerah semakin memanas dengan ketidakpuasan elit politik dan militer di daerah seperti di Sumatera barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara. Selain itu pemerintahan Djuanda juga harus mengatasi pemberontakan Darul Islam (DI/TII) di Jawa barat, Aceh dan Sulawesi Selatan dan Tenggara, Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon dan Seram, dan juga masalah provinsi Irian Barat yang masih diduduki oleh Belanda.

Sebagai perdana menteri, Djuanda melakukan terobosan besar dalam upanya mengintegrasikan seluruh wilayah kepulauan dan laut yang menjadi wilayah territorial Indonesia dengan mencanangkan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Desember 1957, yang berbunyi: ”segala perairan disekeliling dan diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan dan berada di bawah kedaulatan Indonesia”. Pernyataan ini dibacakan dalam siding Kabinet oleh Perdana menteri Djuanda sebagai landasan hukum bagi penyusunan Rancangan Undang Undang yang nantinya dipergunakan untuk menggantikan Territoriale Zee and Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939, terutama pasal 1 ayat 1 yang menyatakan wilayah territorial Indonesia hanya 3 mill diukur dari garis air rendah setiap palung. Hal ini mengakibatkan wilayah perairan antara pulau-pulau di Indonesia menjadi kantung-kantung internasional yang dapat dimanfaatkan oleh pihak luar, dan waktu itu banyak kapal-kapal perang Belanda yang melintasi laut-laut dalam kita menuju Irian Barat dengan memanfaatkan hukum territorial laut tahun 1939.

Penyusunan Deklarasi Djuanda yang sangat penting ini tidak terlepas dari peran Mochtar Kusumaatmadja yang pada saat itu adalah anggota panitia rancangan Undang-undang (RUU) Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim. “Ketika RUU sedang dalam proses penyelesaian dengan menetapkan wilayah laut territorial Indonesia adalah 12 mil dari garis air rendah. Bulan oktober 1957, menteri Chaerul Saleh mengatakan bahwa RUU tersebut tidak banyak berguna untuk menutup Laut Jawa dari pelayaran kapal-kapal asing terutama kapal perang Belanda. Mochtar kemudian menyusun draft deklarasi atas seizin Letkol Laut Pirngadi, ketua Panitia RUU Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim dan juga Kepala Staff Operasi Angkatan Laut.” kata Mochtar.

Pada tanggal 13 Desember 1957, panitia RUU Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim dipanggil PM. Djuanda di Pejambon, Jakarta. Letkol Pirngadi dan Mochtar kusumatmadja kemudian dipersilahkan menjelaskan peta Indonesia yang sudah menggunakan konsep laut “antara” sebagai wilayah territorial Indonesia bukan hanya 3 mil atau 12 mil dari garis air rendah. Hasil rapat kabinet kemudian memutuskan konsep yang menyatakan bahwa; ”segala perairan disekililing dan diantara pulau-pulau di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari daratan dan berada dibawah kedaulatan Indonesia” diterima sebagai keputusan rapat. Kemudian keputusan ini diumumkan oleh PM Djuanda, yang kemudian dikenal dengan Deklarasi Djuanda, yang memiliki arti yang strategis bagi perjuangan bangsa Indonesia untuk meningkatkan pembangunan dan memantapkan kesatuan nasionalnya. Dengan demikian wilayah laut kita dihitung 12 mil dari garis-garis dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau Indonesia yang terluar, dengan demikian luas territorial Indonesia berkembang dari dua juta km2 menjadi lima juta km2.

Meskipun Deklarasi Djuanda belum diakui secara internasional, namun oleh pemerintah RI, deklarasi ini diundangkan melalui keputusan Undang-Undang/ Prp No. 4/1960, bulan Februari 1960. UU ini kemudian diperkuat dengan Keputusan presiden no. 103/1963 yang menetapkan seluruh perairan Nusantara Indonesia sebagai satu lingkungan laut yang berada di bawah pengamanan Angkatan laut RI. Berbagai peraturan ini juga menimbulkan kecaman dari dunia Internasional, namun Indonesia tetap bersikukuh bahwa deklarasi Djuanda merupakan solusi yang terbaik untuk menjaga keutuhan laut Indonesia dan dipergunakan untuk kemamkmuran rakyat Indonesia.

Dalam konferensi Hukum laut PBB ke-3, Indonesia memperjuangkan konsep kesatuan kewilayahan Nasional yang meliputi wilayah darat, laut dan udara dan seluruh kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Konsep ini kemudian diakui dalam konvensi Hukum laut PBB di Montego Bay (Jamaika) pada tanggal 10 Desember 1982. Indonesia kemudian meratifikasinya dalam UU No. 17/1985 pada tanggal 31 Desember 1985. akhirnya setelah 25 tahun menunggu Deklarasi Djuanda telah diakui oleh PBB, namun baru diakui secara internasional sejak 16 Nopember 1994, setelah 60 negara meratifikasinya. Hal ini berarti butuh waktu 37 tahun sejak Deklarasi Djuanda Kesatuan Kewilayahan Indonesia diakui oleh dunia Internasional.

Saat ini dengan diberlakukannya Zona Ekonomi Eksklusif sejauh 200 mil dari garis dasar perairan maka wilayah yang dapat dikelola ekonominya termasuk wilayah laut seluas delapan juta km2, enam juta km2 diantaranya adalah wilayah perairan laut. Sosok diplomat dan ahli hukum laut Indonesia yang sangat aktif memperjuangan cita-cita deklarasi Djuanda adalah selain prof. Dr, Mochtar Kusumaatmadja adalah prof. Dr. Hashim Djalal yang dengan aktif mengikuti berbagai sidang PBB tentang hukum laut, sejak tahun 1970-an sampai 1990-an. Hashim Djalal menyelesaikan gelar Doktor tentang hukum laut pada Universitas Virginia tahun 1961, karena diilhami oleh Deklarasi Djuanda. Bahkan dia juga menggagas Rancangan peraturan pemerintah temntang lalu Lintas Laut Damai Kendaraan Air Asing melalui Perairan Nusantara Indonesia, pada bulan Juli 1962, yang kemudian disetujui oleh kabinet dan dijadikan Peraturan pemerintah No. 8/1962.

Demikianlah Deklarasi Djuanda yang diperingati setiap tanggal 13 Desember ini merupakan momentum yang dapat dijadikan refleksi sudah sejauh mana wilayah territorial darat dan laut yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita termasuk Prof. Dr. Mochtar kusumaatmadja dan Prof. Dr. Hashim Djalal dapat kita ambil semangatnya bagi pembangunan Indonesia yang lebih baik. Kehilangan Sipadan dan Ligitan, hilangnya pulau-pulau di selat Malaka akibat pengerukan pasir yang dijual ke Singapura dan masalah-masalah pulau terdepan kita yang rentan dijarah oleh pihak luar. Sudah selayaknya dalam peringatan Deklarasi Djuanda para elit sipil dan militer negeri ini selalu mengedepankan kinerjanya agar jangan sampai wilayah territorial kita berkurang karena ketidakpedulian kita terhadap territorial laut dan pulau-pulau di perbatasan dengan negara lain.

Virus Flu Burung

Flu Burung disebabkan oleh virus influenza tipe A, dulu hanya menginfeksi unggas, tetapi belakangan ditemukan juga di kuda, babi, kucing dan manusia. Virus ini dapat berkembang dan melintas, pindah dari unggas ke manusia, ada banyak subtipe virus influenza ini karena jenis virus ini mudah sekali bermutasi atau berubah bentuk, tetapi berubahnya tidak langsung total. Secara kasar, misalnya sekarang virus ini bertangan dua, besok dapat berubah bertangan dua setengah. Karena mudah berubah maka seseorang yang hari ini terkena flu dan telah sembuh, besoknya dia bisa terkena flu lagi.

Cara penularan virus ini melalui pernafasan dan juga dari debu atau udara, penularan dari unggas terutama dari droplet (lendir yang terutama dari hidung unggas). Lendir tersebut dapat menginfeksi lewat air, wadah pakan dan kotoran (faeces). Pada manusia penularannya dapat lewat ingus atau saat bersin, sedangkan perpindahan virus dari unggas ke manusia melalui udara. Masa inkubasi setelah terinfeksi virus ini sekitar 3 hari, artinya pada hari ke-3 setelah terinfeksi, penderita akan menunjukkan gejala-gejala penyakit.

Meskipun sekarang ini belum ditemukan bukti perpindahan flu burung dari manusia ke manusia, sebaiknya orang terdekat di sekitar penderita tidak kontak dulu atau membatasi kontak dengan penderita. Jika harus kontak, lebih baik menggunakan masker. Gejala pada manusia yang terinfeksi flu burung sama dengan gejala flu biasa, yaitu demam tinggi (>38 derajat C) disertai pilek. Seperti pada unggas, virus ini pada manusia juga akan beredar ke seluruh pembuluh darah dan menyebabkan demam tinggi. Jika suhu tubuh tidak diturunkan pembuluh darah akan pecah, apabila terjadi pada pembuluh darah otak dapat berakibat fatal. Jika mengalami gejala seperti ini sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter, apalagi jika gejala tersebut tidak segera sembuh.

Virus memiliki kemampuan tinggi untuk mengubah tingkat keganasan atau struktur proteinnya. Dengan kata lain, virus dapat memiliki kemampuan lain yang pada awalnya tidak dimilikinya. Hal yang ditakutkan adalah jika virus flu burung dan virus flu biasa ini bercampur membentuk virus baru. Misalnya, seseorang tertular flu burung yang mematikan ini kemudian pada saat yang sama dia tertular virus flu manusia yang sangat gampang menular. Dua jenis virus ini kemudian bercampur membentuk virus baru yang mematikan dan mudah sekali menular.

Teori Evolusi Tidak Absah Secara Ilmiah

Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini—yang telah digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang—adalah cara-cara mempengaruhi dan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainan sulap.

Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya.

Namun, hingga sekarang masih banyak orang beranggapan bahwa evolusi adalah fakta yang sudah terbukti kebenarannya. Padahal teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya. Para evolusionis hanya mengandalkan hipotesa yang berdasarkan pengamatan yang penuh prasangka, gambar-gambar khayalan, cara-cara yang mampu mempengaruhi kejiwaan, dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta teknik-teknik sulap.

Kini, berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi (cabang geologi yang mengkaji kehidupan pra-sejarah melalui fosil), genetika, biokimia dan biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup adalah struktur paling kompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa satu sel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling terkait, yang jauh lebih kompleks daripada sebuah kota besar. Struktur kompleks seperti ini hanya dapat berfungsi apabila masing-masing bagian penyusunnya muncul secara bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsi sepenuhnya. Jika tidak, struktur tersebut tidak akan berguna, dan semakin lama akan rusak dan musnah. Tak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan dalam jutaan tahun, seperti pernyataan teori evolusi. Oleh sebab itulah, rancangan yang begitu kompleks dari sebuah sel saja, sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang menciptakan makhluk hidup. (Harun Yahya, Miracle in the Cell).

Sel, satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi purba. Jangankan dalam kondisi demikian, dalam laboratorium tercanggih di abad ini sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organel-organel di dalam sel seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum endoplasma. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.

Sel hidup, yang sampai kini masih mengandung banyak rahasia, adalah satu di antara sekian banyak kesulitan utama yang dihadapi teori evolusi. Dilema mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah molekul DNA yang terdapat didalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5 miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup. DNA pertama kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an. DNA merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa hebat. Selama bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini teori evolusi molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui bahwa molekul yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan, sebagai hasil dari sebuah proses evolusi.

Akan tetapi, para pembela filsafat materialis tidak bersedia menerima fakta penciptaan karena beragam alasan ideologis. Hal ini disebabkan kemunculan dan perkembangan masyarakat yang hidup dengan berpedomankan akhlak mulia yang diajarkan agama yang sejati kepada ummat manusia melalui perintah dan larangan Tuhan bukanlah menjadi harapan kaum materialis ini. Masyarakat yang tumbuh tanpa nilai moral dan spiritual lebih disukai kalangan ini, sebab mereka dapat memanipulasi masyarakat yang demikian demi keuntungan duniawi mereka sendiri. Itulah sebabnya, kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi dengan segala cara. Kaum materialis meninggalkan akal sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di setiap kesempatan, walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori evolusi dan menegaskan fakta penciptaan.

Seseorang yang jujur, dengan pemahaman keilmuan yang ada sekarang, saat ini hanya dapat menyatakan bahwa asal mula kehidupan nampak bagaikan sebuah keajaiban. Evolusionis berkebangsaan Turki, Profesor Ali Demirsoy, terpaksa memberikan pengakuan sebagai berikut: Sebenarnya, kemungkinan terbentuknya sebuah protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah di luar batas perhitungan. Lebih jauh lagi, peluang munculnya suatu rantai protein adalah sedemikian kecilnya sehingga bisa disebut astronomis (tidak mungkin).

Homer Jacobson, Profesor Emeritus di bidang Ilmu Kimia, menyatakan pengakuan tentang kemustahilan munculnya kehidupan akibat faktor kebetulan, sebagai berikut:

Petunjuk untuk reproduksi rencana, untuk energi dan untuk pengambilan bagian-bagian dari lingkungan sekitar, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan, semua itu harus ada secara serentak pada saat tersebut [saat awal munculnya kehidupan]. Kemungkinan kombinasi semua peristiwa itu secara kebetulan tampaknya sungguh luar biasa kecil. Catatan fosil pun menyajikan kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.

Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif menuju tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.

Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan bahwa proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: Kemunculan makhluk hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan Tuhan.


Sumber : http://www.harunyahya.com/indo/buku/pertanyaan001.htm (diedit seperlunya)

Kontak

Untuk informasi lengkap silahkan hubungi Contact Person kami :
- Estu Nugroho (08562179138)
- Lucky Widiastuti (085222205474)
- Onell (085222331160)

Atau kirimkan email ke saung.elmu@gmail.com

Profil Saung Elmu

Anak-anak asuh DPP Saung Elmu

Dompet Peduli Pendidikan (DPP) Saung Elmu dibentuk sebagai aktualisasi kepedulian orang-orang yang merasa gelisah akan banyaknya anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena alasan kesulitan ekonomi. Fokus utamanya adalah untuk membantu biaya sekolah siswa-siswa kurang mampu (diutamakan yatim/piatu). Bantuan bisa berupa beasiswa, perlengkapan sekolah, atau makanan/minuman untuk kebutuhan nutrisi anak.

Berawal dari pertemuan di Masjid Raya Ujung Berung Bandung pada tanggal 2 Maret 2008. Dan dilanjutkan dengan beberapa pertemuan berikutnya, akhirnya bulan juli 2008 DPP Saung Elmu terbentuk dan mulai mengumpulkan dana dari para anggotanya. Dengan modal hubungan antar-teman dan kepercayaan, anggota organisasi ini terus berkembang dan tersebar tidak hanya di Bandung, tapi juga sudah ada di Jakarta, Kediri, Riau, Kalimatan, dan juga Papua.

Untuk mempertahankan eksistensinya, setiap bulannya diadakan pertemuan rutin DPP Saung Elmu di daerah sekitar Bandung. Pertemuan itu mengagendakan penyampaian laporan keuangan, acara juga diisi dengan sharing, dan kegiatan olahraga semisal outbound dan kegiatan traking atau perjalanan ke objek-objek wisata.

Dengan semakin berkembangnya organisasi ini, maka dirasa perlu untuk membuat sebuah nomor rekening tersendiri untuk menampung dana yang terkumpul. Nomor rekening tersebut dibuat di BRI dengan nomor rekening : 099101001834508 atas nama bendahara Lucky Widiastuti.

Ketentuan Berkontribusi

Kontribusi dari anda sangat kami butuhkan untuk membuat blog ini lebih baik lagi. Untuk itu, silakan berkontribusi artikel, gagasan, atau apa pun yang bisa membuat blog ini menjadi lebih baik.

Agar konten yang anda kirimkan dapat terorganisir dengan baik, maka berikut adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Administrator.
  1. Silakan kirim file elektronik berformat Ms Word atau ODF (Open Document Format) ke alamat saung.elmu@gmail.com.
  2. Konten artikel/gagasan diharapkan bersifat informatif dan tidak bertentangan dengan SARA.
  3. Administrator blog berhak menerbitkan atau tidak menerbitkan artikel yang anda kirimkan.
  4. Administrator blog berhak melakukan pengeditan jika dirasa perlu.
  5. Pengirim tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun.
Dengan mengirimkan email kepada kami, maka anda dianggap telah membaca ketentuan berkontribusi ini. Terima kasih.

Salam.

Penemu Di Bidang Mesin Dan Elektronik Bagian G

Generator

Michael Faraday (1791-1867B) adalah penemu alat gerak listrik. Ia terkenal sebagai ahli fisika dan kimia yang menemukan induksi elektromagnetik. Dengan menggunakan cincin induksi, faraday menciptakan transformer listrik. Pada percobaan keduanya, dengan menggunakan 2 buah kabel yang dihubungka pada piringan tembaga, lalu iringan diputar (berpusast pada magnet ladam), sehingga mendapat aliran listrik ia telah berhasil menciptakan generator pertama.


Giroskop
Giroskop adalah roda atau rotor yang terletak di puncak cincin untuk menjaga suatu alat tetap pada posisinya. Set cincin ini berguna untuk memudahkan suatu alat untuk bergerak leluasa pada tempatnya. Giroskop ditemukan pada tahun 1852 oleh Jean Bernard Leon Foucault (1819-1868). Alat ini digunakan untuk mempelajari rotasi Bumi pada globe. Setahun sebelumnya, Foucault telah mematenkan pendulum ciptaannya untuk mengukur rotasi bumi. Hasil pengamatannya yang lain adalah bahwa cahaya bergerak lebih lambat di dalam air dari pada di udara.


Globe
Globe diciptakan pertama kali oleh Martin Behaim (1459-1537) yang merupakan seorang pembuat peta, penentu arah, dan pedagang dari Jerman. Globe tersebut ia beri nama Nurnberg Terrestrial yang dibuat selama 1490-1492 dibantu oleh seorang pelukis bernama Georg Gleckendon. Behaim sebelumnya pernah berlayar ke Portugal pada tahun 1480 dan menyertai penjelajah Portugis bernama Diogo Cam pada 1485-1486 ke Afrika Barat. Saat itulah sungai Kongo ditemukan.


Gramophone
Gramophone ditemukan oleh Emile Berliner pada tahun 1887 berdasarkan pgonograph ciptaan Thomas Edison.










Grain Elevator
Grain elevator adalah gudang gandum dengan alat pemutar atau pembongkar dan pengupas. Grain elevator dibuat oleh Joseph Dart di Buffalo New York pada tahun 11842. Ia adalah seorang pedagang. Hingga pertengahan abad ke-19, jerami dipotong dengan sabit. Kemudian mesin pembungkus jerami ditemukan pada tahun 1850-an. Pada 1936, Innes dari Davenport menemukan pengepak jerami otomatis.




Guillotine
Selama tahun 1700-an, eksekusi hukuman mati dijadikan tontonan bagi masyarakat di Perancis. Kriminal dari keluarga miskin akan diikat pada 4 ekor banteng, kemudian banten tersebut dikendarai ke arah yang berbeda sampai si penjahat mati dengan anggota tubuh terpisah-pisah. Menilai hal itu terlalu keji, Raja Louis memerintahkan dr. Joseph Ignace Guilotin untuk menciptakan alat yang efektif untuk memenggal kepala. Maka, ia menciptakan guilotin bagi semua kriminal dari semua tingkatan masyarakat. Pisau guilotin berbentuk diagonal, tidak lagi berbentuk bulat.

Guilotin pertama kali digunakan memenggal kepala Nicolas Jacques Pelletie pada tanggal 25 April 1792 di Place de Greve, dekat Bank Right. Ironisnya, pada tanggal 21 Januari 1793, Raja Louis XVI juga dipenggal dengan menggunakan guilotin saat terjadi revolusi Perancis. Selama revolusi Perancis, lebih dari 1.000 kepala dipenggal dengan guilotin.

Pembaruan guilotin dibuat pada tahun 1870 oleh asisten eksekusi dan pemahat bernama Leon Berger. Ia menambahkan kunci atau gembok pada dasar guilotin untuk mengikat si penjahat. Guilotin terakhir kali digunakan untuk memenggal kepala seorang pembunuh bernama Hamida Djandoubi pada tanggal 10 September 1977 di Marseilles, Perancis.

Fakta tentang Guilotin :
- Total berat 1.278 lbs atau 639 Kg.
- Berat pisau logam 88,2 lbs atau 44 Kg.
- Tinggi pisau saat berada di atas 14 kaki.
- Kecepatan jatuhnya pisau saat dileps 21 kaki per detik
- Kecepatan kepala terpenggal 2 per 100 detik.

Penggal kepala banyak dijumpai di Jerman, Italia, Skotlandia, dan Persia untuk para penjahat aritrokratis.

Penemu Di Bidang Mesin Dan Elektronik Bagian F

Fotocopy Xerox


Fotocopy Xerox ditemukan oleh seorang mahasiswa jurusan hukum dari Amerika bernama Chester Floyd Calson (1906-1968) pada tahun 1937 dengan menggunakan elektrostatik. Kemudian, ia mematenkannya pada April tahun 1939. Penemuannya ini dijual kepada Xerox Corporation pada tahun 1950. Kata Xerox sendiri diambil dari bahasa Yunani Xerograph yang berarti tulisan kering.

Apakah Wanita Tidak Punya Jakun?

Jakun hanyalah tonjolan di tenggorokan manusia yang terbuat dari tulang rawan. Area ini disebut rawan tiroid karena berlokasi tepat di atas kelenjar tiroid. Secara teknis, jakun disebut prominentia laryngea, tetapi istilah jakun lebih umum. Jakun bukan cuma milik pria. Baik pria maupun wanita memilik tulang rawan tiroid, artinya memiliki jakun. Ukuran mereka kurang lebih sama sampai masa remaja ketika peningkatan hormon testosteron menyebabkan tumbuh lebih menonjol pada pria.

Ada juga wanita yang jakunnya lebih besar dari yang diinginkannya. Tetapi teknologi bedah plastik modern dapat memperbaiki segalanya. Yang diperlukan hanyalah pencukuran trakhea untuk mengurangi ukuran jakun. Meskipun kedengarannya bisa dilakukan di tukang cukur, tetapi bedah ini sebenarnya memerlukan sayatan kecil di tenggrorokan dan pemotongan beberapa jaringan tulang rawan yang menonjol. Tidak mengejutkan bahwa bedah ini adalah salah satu bedah plastik yang paling umum dilakukan orang-orang transseksual dari pria ke wanita.

Jadi, darimana asal nama jakun atau yang dalam bahasa inggrisnya disebut Adam's apple? Kebanyakan orang berkata istilah ini berasal dari anggapan bahwa tonjolan ini adalah apel yang tersangkut di tenggorokan Adam ketika ia memakan buah terlarang di surga. Teori ini bermasalah karena menurut cendikiawan Yahudi, buah terlarang itu adalah delima. Jadi silakan pilih sendiri, apelnya Adam atau delimanya. Yang jelas, Hawa mengunyah terlebih dahulu sebelum menelan.


Wanita Buang Air lebih Sering Daripada Pria

Dalam The Journal Of Urology edisi 5 Februari 2005 para dokter mengkaji “Catatan harian buang air kecil” 24 jam dari pria dan wanita serta mencatat asupan cairan dan frekuensi buang air kecil. Mereka menemukan bahwa wanita lebih sering buang air kecil daripada pria, tetapi bukan karena mereka lebih banyak minum. Malah sebenarnya, pada umumnya, pria lebih banyak minum tetapi tidak terlalu sering buang air kecil. Ketika pada akhirnya pria buang air kecil, mereka cenderung mengeluarkan lebih banyak air kemih daripada wanita. Ini disebabkan pria memiliki kapasitas kandung kemih yang lebih besar. Wanita juga lebih cenderung mengalami sindroma kandung kemih yang terlalu aktif yang membuat mereka semakin sering buang air kecil. Jadi tidak mengherankan jika antrian di toilet wanita selalu lebih panjang.


Mengapa Pria Tidak Mau Mendengarkan?

Kajian pada jurnal Radiology edisi juni 2001 menunjukkan bahwa pria dan wanita mendengar secara berbeda. Pada kajian ini, para peneliti University Of Indiana meminta 20 pria dan 20 wanita mendengarkan kalimat sebuah novel. Ketika mendengarkan, mereka menjalani pencitraan resonansi magnetik (MRI) fungsional otak, tetapi sebagian besar pria menunjukkan aktivitas hanya pada belahan kiri otak, tetapi sebagian besar wanita menunjukkan aktivitas pada kedua sisi otak.

Pada jurnal Neuroimage edisi September 2005, para peneliti ilmu psikiatri di University Of Sheffield melaporkan bahwa suara pria dan wamita mengaktifkan wilayah yang berbeada dalam otak pria. Para ahli ini memantau aktivitas 12 pria ketika mendengarkan suara wanita dan pria. Mereka menemukan bahwa pada pria, suara wanita merangsang area otak yang digunakan untuk memproses suara-suara yang kompleks, misalnya musik. Di sisi lain, pria mengaktifkan wilayah otak yang digunakan untuk menghasilkan gambaran. Ini berarti, bahwa setidak-tidaknya bagi pria, suara wanita lebih kompleks dan sulit untuk didengar dan dimengerti.

Memang masih diperlukan lebih banyak riset, tetapi dari kedua potongan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pria bukannya tidak mau mendengarkan wanita, tetapi ia tak mampu secara cepat memproses data dalam otak karena tingkat kerumitan data yang didapat dan otak yang memproses data tersebut hanya satu bagian saja.

Jadi, hai para pria, inilah jawaban yang disarankan jika anda dituduh tidak mendengarkan : Sayang, aku sudah berusaha keras mendengarkan, tetapi otakku tidak mampu melakukan yang diinginkan hatiku. (Lalu kembalilah menonton sepak bola).

FAQ PLTN - Bagian 1


Apa PLTN itu?

PLTN atau Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir adalah jenis pembangkit listrik yang menggunakan tenaga nuklir sebagai sumber pembangkit panas. PLTN lahir di Amerika Serikat tahun 1942 menjelang pecahnya Perang Dunia II. Mulai diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950-an oleh negara-negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Sovyet. Pemanfaatan tenaga nuklir untuk pembangkit listrik ini adalah hasil pemikiran dari para penemu reaksi nuklir yang merasa prihatin dan tidak menginginkan lagi hasil penemuannya hanya dimanfaatkan untuk perang. Kemudian PLTN berkembang pesat baik dari teknologi maupun jumlah unit yang dibangun.


Apa bedanya PLTN dengan pembangkit listrik lainnya?

Secara prinsip, PLTN tidak berbeda dengan pembangkit listrik lainnya. Contohnya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar minyak atau batubara. Pada PLTU, listrik dihasilkan dengan cara membakar minyak dan batubara. Selanjutnya panas dari pembakaran tersebut digunakan untuk mendidihkan air dan menghasilkan uap. Hingga pada tahap ini prosesnya mirip dengan ibu-ibu pada waktu memasak air di daour untuk membuat minuman kopi atau the. Sedangkan pada pembangkit listrik, uap yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini kemudian digunakan memutar dynamo atau generator hingga menghasilkan listrik.

Gambaran secara mudah, seperti terlihat pada lampu sepera. Untuk menyalakan lampu maka sepeda harus ditempelkan pada roda maka lampu akan menyala.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) prosesnya sedikit berbeda. Untuk mendapatkan listrik maka tidak perlu membakar sesuatu tetapi cukup mengalirkan air pada kincir atau turbin dan putarannya dapat digunakan untuk menggerakkan dynamo dan menghasilkan listrik.


Mengapa harus membangun PLTN?

Listrik merupakan kebutuhan dasar manusia. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk dan tingkat ekonominya, serta tuntutan kualitas hidup, maka semakin banyak peralatan atau teknologi yang memanfaatkan listrik seperti peralatan rumah tangga.

Dengan pertumbuhan kebutuhan listrik yang mencapai 9% setiap tahun, maka diperlukan tambahan pembangkit sesuai dengan besarnya kebutuhan. Dari segi teknis maupun ekonomi, PLTN mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Teknologi PLTN saat ini bisa mencapai daya listrik hingga 1.600 MWe per unit, hal yang tidak mungkin dimiliki teknologi pembangkit listrik lainnya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar hanya diperlukan membangun beberapa unit.

Pemanasan global sebagai akibat meningkatnya gas rumah kaca menjadi perhatian Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Uapay pemanfaatan energi bersih juga semakin meningkat. PLTN adalah salah satu pembangkit listrik yang tidak menghasilkan emisi.


Mengapa harus menggunakan tenaga nuklir, sementara sumber energi lain masih banyak, misalnya matahari, angin, panas bumi, biodiesel?

Untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun 2025 yang diperkirakan akan mencapai tiga kali lipat dibanding saat ini maka tidak dapat hanya mengandalkan minyak bumi, batu bara dan air. Minyak bumi memangharganya sudah turun tetapi tidak menjamin dalam jangka panjang tidak akan naik. Selain itu, cadangannya di Indonesia tidak banyak. Oleh karena itu, perlu diupayakan untuk meningkatkan peran batubara, gas, dan energi baru jangka panjang.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006, pemerintah telah menetapkan penggunaan berbagai sumber energi hingga 2025, yaitu minyak bumi paling banyak 20%, gas bumi dan batubara masing-masing 30% dan 33%, sedangkan panas bumi dan bahan nabati masing-masing paling sedikit 5%, energi baru dan terbarukan lainnya (mikrohidro, biomassa, nuklir, angin, surya) 5% dan batu bara yang dicairkan 2%

Komposisi tersebut disusun berdasarkan hasil studi cadangan energi di seluruh Indonesia yang dilakukan pada tahun 2002 oleh tim nasional yang beranggotakan dari lembaga pemerintah, swasta, dan LSM dengan supervisi dari lembaga internasional IAEA. Jelas terlihat bahwa sumber energi yang dimiliki akan dikembangkan bersama-sama secara proporsional.

Batubara meskipun harganya murah, namun perlu dipertimbangkan dari segi daya dukung lingkungan bila akan dibangun di Jawa. Selain itu, transportasi batubara dari lokasi penambangan ke lokasi pembangkit juga dipengaruhi faktor cuaca.


Bagaimana dengan tingkat keekonomian PLTN?

Apabila dibandingkan dnegan listrik PLTU batubara, maka harga listrik dari PLTN dapat bersaing. Saat ini, harga listrik per KWh dari tenaga nuklir mencapai 3,7 – 5,0 cent $, gas 5,8 – 7,2 cent $, dan batubara 3,5 – 5,2 cent $. Sedangkan harga listrik dari sumber energi lainnya masih relative tinggi, yaitu angin 7,4 cent $ dan panas bumi 9 cent $.

Pembangkitan listrik tenaga nuklir memiliki karakteristik khusus yaitu, ongkos produksinya semakin lama akan semakin menurun karena sebagian besar biayanya dikeluarkan pada saat pembangunan konstruksinya. Ongkos bahan bakar PLTN hanya sekitar 10% dari seluruh biaya pembangkitan, sedangkan PLTU batubara dan minyak bisa mencapai 60%. Hal ini karena penggunaan bahan bakar PLTN sangat efisien dan harganya pun cukup stabil, tidak seperti halnya minyak dan batubara yang sangat tergantung dari suhu politik internasional.

Sumber :


Pertanyaan Yang Sering Muncul Seputar PLTN

Langkah-langkah Membangun Balanced Scorecard

Langkah 1 : Membangun konsensus atas pentingnya perubahan manajemen.

Membangun sebuah scorecard yang berhasil memerlukan konsensus dan dukungan dari manajemen senior mengenai mengapa scorecard dibuat. Artinya, perlu diamati sejauh mana alasan implementasi BSC mampu menopang kesuksesan BSC proses selanjutnya. Diskusi haris diarahkan bahwa proyek utama pembangunan BSC adalah untuk melakukan perubahan manajemen dan kultur organisasi secara keseluruhan.

Langkah 2 : Pembentukan tim proyek.

Proses Pengembangan BSC merupakan salah satu kekuatan besar dari semua pendekatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk secara khusus membahas siapa saja yang berpartisipasi dan kapan. Tim harus terdiri dari paea manajemen level atas yang memahami keseluruhan permasalahan perusahaan dimana masukan-masukannya akan sangat berguna bagu proyek.

Begitu tim terbentuk, buat serangkaian rencana, tindak lanjuti penugasan untuk menyelesaukan proyek. Jika perlu, seluruh tim harus di trauining ulang tentang konsep BSC lebih mendalam dan bagaimana proses pembuatan BSC dilakukan.

Langkah 3 : Mendefinisikan industri, menjelaskan perkembangannya, dan peran perusahaan.

Tujuan tahap ini adalah untuk mengembangkan sebuah dasar dalam menyusun konsensus berbagai karakteristik dan persyaratan industri dan untuk sampai pada definisi yang jelas tentang posisi dan peran perusahaan saat ini.

Langkah 4 : Menentukan unit atau SBU (Strategic Business Unit)

Tim pengembang BSC secara hati-hati harus mempertimbangkan jangkauan aktivitas dan uniit organisasi yang akan dicakup oleh scorecard. Bagi perusahaan yang relatif kecil, mungkin paling baik adalah menciptakan scorecard untuk organisasi secara keseluruhan. Sementara, untuk perusahaan yang lebih besar, dan atau korporasi akan lebih cocok juka memulainya dengan satu atau dua pilot project di SBU.

Langkah 5 : Mengevaluasi sistem pengukuran yang ada.

Pada umumnya, sebagian besar perusahaan tidak memiliki satu set tolok ukur yang seimbang, mereka terlalu terfokus pada tolok ukur keuangan jangka pendek dan mengabaukan tujuan jangka panjang seperti kepuasan pelanggan/pegawai maupun pertumbuhan.

Evaluasi sistem pengukuran organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan yang mencakup evaluasi terhadap berbagai tolok ukur dan sistem pengukuran yang digunakan perusahaan saat ini. Dengan melengkapi berbagai instrument yang didasarkan pada The Baldrige Criteria, akan terlihat karakteristik suatu sistem pengukuran yang efektif dan seberapa jauh perusahaan terlibat dalam standard dan praktik BSC yang ada.

The Baldrige Criteria mencakup berbagai indikator kunci sebagai framework untuk menilai kinerja organisasi; pelanggan, produk dan jasa, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. Kriteria ini akan membantu perusahaan dalam menyelaraskan sumber daya yang ada, meningkatkan komunikasi, produktivitas dan efektivitas serta mencapai tujuan strategis. Kuesioner The Baldrige Criteria dapat dilihat di lampiran.

Langkah 6 : Merumuskan/mengkonfirmasikan visi perusahaan

Visi merupakan gambaran menantang dan imajinatif tentang peran, tujuan dasar, karakteristik, dan filosofi organisasi di masa datang yang akan menajamkan tugas-tugas strategik perusahaan. Misi mendefinisikan bisnis bahwa organisasi berada pada atau harus berada pada nilai-nilai dan keinginan stakeholders yang meliputi produk, jasa, pelanggan, pasar dan seluruh kekuatan perusahaan.

Setelah merumuskan visi, perusahaan harus mendapatkan konfirmasi final mengenai bagaimana pandangan masing-masing peserta terhadap misi tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara para peserta mempresentasikan pandangannya tentang perusahaan di masa mendatang dalam perspektif keuangan, pelanggan, proses, dan perkembangannya.

Langkah 7 : Merumuskan perspektif

Setelah visi komprehensif dan konsep bisnis dirumuskan, kemudian perlu dipilih perspektif untuk membangun scorecard funansial, pelanggan, proses internal bisnis, pembelajaran dan petumbuhan.

Langkah 8 : Merinci visi berdasarkan masing-masing perspektif dan merumuskan seluruh tujuan strategis

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menerjemahkan visi ke dalam istilah nyata dari perspektif yang telah disusun dan dengan demikian akan mencapai keseimbangan keseluruhan yang merupakan ciri unik dari model dan metode ini.

Suatu strategi menjelaskan aturan-aturan, kejadian-kejadian, dan keputusan-keputusan yang diperlukan perusahaan untuk beralih dari situasi saat ini kepada apa yang diinginkan perusahaan di masa mendatang.

Langkah 9 : Identifikasi faktor-faktor penting bagi kesuksesan.

Langkah ini berarti berpindah dari deskripsi dan strategi-strategi yang diuraikan di atas ke diskusi dan penetapan apa yang dibutuhkan visi untuk berhasil dan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh besar dalam hasil.

Contoh dari faktor-faktor kunci keberhasilan adalah :

- Tidak adanya produk cacat

- Tenaga kerja yang terlatih

- Fleksibilitas mengadopsi perubahan kondisi pasar

Cara yang cocok untuk memulai bagian ini adalah dengan membentuk kelompok diskusi untuk menentukan, missal, lima faktor paling penting untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Langkah 10 : Mengembangkan tolok ukur, identifikasi sebab dan akibat, dan menyusun keseimbangan

Langkah ini, sama seperti langkah yang lainnya, dikumpulkan semua ide tanpa ada pengecualian untuk kemudian disusun prioritas untuk tolok ukur yang terlihat lebih relevan, yang bisa diawasi, dan memadai.

Dalam langkah ini, tolok ukur diusulkan, kemudian kemungkinan mengambil tolok ukur dipelajari, sementara pada waktu yang sama struktur diperiksa untuk konsistensi yang logis.

Langkah 11 : Mengembangkan top-level scorecard

Ketuka langkah sebelumnya sudah lengkap, scorecard tingkat tinggi diletakkan bersama-sama untuk dipresentasikan dan mendapatkan persetujuan pihak-pihak terkait. Para p-eserta perlu mendapat pembaguan dokumentasi yang menyediakan teks penjelasa, pendekatan-pendekatan yang mungkin, dan saran-saran untuk kerja kelompok guna memfasilitasi proses perincian scorecard.

Langkah 12 : Rincian scorecard dan tolok ukur oleh unit organisasi

Langkah 13 : Merumuskan tujuan-tujuan

Tiap-tiap tolok ukur yang digunakan harus memiliki sasaran. Suatu perusahaan membutuhkan sasaran jangka pendek dan panjang sehingga ia akan memeriksa bagiannya secara kontinyu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan pada waktunya. Perlu disiptakan proses tanggung jawab untuk sasaran-sasaran yang disusun dan kinerja yang diukur.

Langkah 14 : Mengenbangkan rencana tindakan

Untuk melengkapi scorecard, harus dispesifikasikan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai sasaran dan visi yang telah ditetapkan. Rencana tindakan ini harus mencakup orang-orang yang bertanggung jawab dan skedul untuk laporan sementara dan terakhir. Karena rencana bersifat massa dan sangat ambisius, kelompok sebaiknya menyetujui daftar prioritas dan daftar rencana untuk menghindari harapan-harapan yang tak terkatakan yang kemudian dapat menjadi sumber frustasi dan iritasi yang destruktif.

Langkah 15 : Implementasi scorecard

Balanced Scorecard

Awalnya, Balanced Scorecard merupakan alat manajemen untuk mengukur kinerja suatu organisasi bisnis. Ide mengenai Balanced Scorecard dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert Kaplan dan David Norton. Robert Kaplan adalah seorang professor akuntansi di Harvard University yang juga merupakan seorang visioner. Ia menyadari bahwa angka-angka finasial tidak akan cukup untuk organisasi yang berusaha bertahan atau bahkan bersaing di abad ke-21. Untuk itu, ia dan Norton mengorganisir suatu studi penelitian terhadap selusin perusahaan, berusaha membedakan praktik terbaik dalam pengukuran kinerja.

Dasar pemikiran Balanced Scorecard sebenarnya sederhana, namum mendalam. Ukuran keuangan selalu penting, namun harus dilengkapi dengan indikator lain yang dapat memprediksi kesuksesan finansial di masa depan.


Aspek-aspek Yang Diukur Dalam Balanced Scorecard

1. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam balanced scorecard karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi akibat keputusan dan tindakan ekonomi yang diambil. Tujuan pencapaian kinerja keuangan yang baik merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada dalam tiga perspektif lainnya. Sasaran-sasaran perspektif keuangan dibedakan pada masing-masing tahap dalam siklus bisnis yang oleh Kaplan dan Norton dibedakan menjadi tiga tahap:

  1. Growth (Berkembang)

Berkembang merupakan tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang sama sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang. Untuk menciptakan potensi ini, kemungkinan seorang manajer harus terikat komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta mengasuh dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Perusahaan dalam tahap pertumbuhan mungkin secara aktual beroperasi dengan cash flow negatif dan tingkat pengembalian atas modal yang rendah. Investasi yang ditanam untuk kepentingan masa depan sangat memungkinkan memakai biaya yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah dana yang mampu dihasilkan dari basis operasi yang ada sekarang, dengan produk dan jasa dan konsumen yang masih terbatas. Sasaran keuangan untuk growth stage menekankan pada pertumbuhan penjualan di dalam pasar baru dari konsumen baru dan atau dari produk dan jasa baru.

  1. Sustain Stage (Bertahan).

Bertahan merupakan tahap kedua yaitu suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinbestasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik, Dalam tahap ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembankannya apabila mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan kemacetan, mengembangkan kapasitas dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Pada tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpu pada strategi-stratei jangka panjang. Sasaran keuangan tahap ini lebih diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

  1. Harvest (Panen).

Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen (harvest) terhadap investasi mereka. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan eksppansi atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan arus kas yang masuk ke perusahaan. Sasaran keuangan untuk harvest adalah cash flow maksimum yang mampu dikembalikan dari investasi dimasa lalu.


2. Perspektif Konsumen

Saat memilih ukuran untuk perspektif konsumen, maka organisasi harus menjawab 2 (dua) pertanyaan penting : “Siapa konsumen target kita?” dan “Apa rancangan nilai kita dalam melayani mereka?” Dari dua pertanyaan tersebut, tersirat makna bahwa sekarang strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal. Jika suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai dari biaya perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan persepsikan konsumen.

Menurut Treacy dan Wiersema, dalam buku Discipline of Market Leader, ada 3 (tiga) disiplin untuk dapat menjadi pemimpin dalam pemasaran, yaitu :

  1. Keunggulan operasional.

Organisasi yang mengejar disiplin keunggulan operasional berfokus pada harga yang rendah, dan kenyamanan. Wal-Mart mewakili perusahaan yang memiliki keunggulan operasional

  1. Kepemimpinan produk.

Para pemimpin produk menekankan penampilan produk perusahaan mereka. Dengan terus menerus berinovasi, mereka menawarkan produk terbaik di pasar. Nike adalah contoh pemimpin produk di bidang sepatu atletik.

  1. Keintiman dengan konsumen

Melakukan apapun yang diperlukan untuk member solusi bagi kebutuhan konsumen yang unik akan menentukan perusahaan yang intim dengan konsumen mereka. Mereka berfokus pada membangun hubungan jangka panjang melalui pengetahuan mendalam mereka tentang kebutuhan konsumen. Dalam industri ritel, Nordstrom mewakili organisasi yang intim dengan konsumen.

Perspektif Konsumen merupakan Leasing Indicator artinya, jika konsumen tidak puas mereka akan mencari produsen lain yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Perspektif Konsumen memiliki 2 (dua) kelompok pengukuran, yaitu :

  1. Customers Core Measurement

Customers Core Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu : market share, customer retention, customer acquisition, customer satisfaction, dan customer profitability.

Market share; Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasae yang ada. Hal tersebut meliputi jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

Customer retention; Mengukur tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen.

Customer acquisition; Mengukur tingkat di manna suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

Customer satisfaction; Menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kinerja spesifik dalam value proposition.

Customer profitability; Mengukur laba bersih dari seorang pelanggan atau segneb setelah dikurangi biata yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut.

  1. Customers Value Proposition

Customers Value Proposition merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core Value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut: product/service attributes, customer relationship, dan image and reputation.

Product/service attributes meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas. Pelanggan memiliki preferensi berbeda atas produk yang ditawarkan. Selanjutnya, perusahaan harus mengidentifikasi apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan.

Customer relationship, menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian atas produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan terhadap pelamnggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. Komsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai factor penting bagi kepuasan mereka.

Image and reputation menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.


3. Perspektif Proses Internal

Dalam perspektif Proses Internal, akan diidentifikasi proses-proses kunci yang harus dikuasai organisasi untuk dapat terus menambahkan nilai bagi konsumennya. Objektif dalam perspektif ini menjelaskan secara khusus bagaimana organisasi akan memperoleh rancangan nilai konsumen yang diungkapkan dalam Perspektif Konsumen dan, akhirnya, bagaimana organisasi meningkatkan penghasilan dan meningkatkan efisiensi seperti yang diukur dalam Perspektif Keuangan.

Kaplan dan Norton membagi proses internal ke dalam: inovasi, operasi, dan layanan purna jual. Berikut penjelasannya :

a. Proses inovasi. Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan laten dari konsumen dan menciptakan produk atau jasa yang mereka butuhkan.

b. Proses operasi adalah proses untuk membuata dan menyampaikan produk atau jasa. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses ini dikelompokkan pada: waktu, kualitas, dan biaya.

c. Proses Layanan Purna Jual. Proses ini merupoakan jasa layanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam proses ini contohnya adalah penanganan garan \si dan perbaukan penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan.


4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan memungkinkan ketiga perspektif yang lain. Intinya, perspektif ini adalah landasan di mana seluruh rumah Balanced Scorecard dibangun. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes. Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton, 1996):

- Karyawan.

Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei secara reguler. Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan konsumen. Di dalam menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus menerus.

- Kemampuan Sistem Informasi.

Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut.

- Motivasi

Diperlukan sebuah dukungan motovasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa delegasi wewenang yang memadai untuk mengambul keputusan.


Keunggulan Balanced Scorecard

Keunggulan balanced scorecard adalah sebagai berikut:

- Komprehensif/Menyeluruh

Sebelum konsep Balanced scorecard lahir, perusahaan beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. Setelah balanced scorecard berhasil diterapkan, para eksekutif perusahaan baru menyadari bahwa perspektif keuangan sesungguhnya merupakan hasil dari 3 perspektif lainnya yaitu konsumen, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang lebih holistic, luas dan menyeluruh ini berdampak bagi perusahaan untuk lebih bijak dalam memilih strategi korporat dan memampukan perusahaan untuk memasuki arena bisnis yang kompleks.

- Koheran

Di dalam balanced scorecard dikenal dengan istilah hubungan sebab akibat (causal relationship). Setiap perspektif (Keuangan, konsumen, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan) mempunyai suatu sasaran strategik yang mungkin jumlahnya lebih dari satu. Definisi dari sasaran strategik adalah keadaan atau kondisi yang akan diwujudkan di masa yang akan datang yang merupakan penjabaran dari tujuan perusahaan. Sasaran strategik untuk setiap perspektif harus dapat dijelaskan hubungan sebab akibatnya, sebagai contoh pertumbuhan Return on investmen (ROI) ditentukan oleh meningkatnya kualitas pelayanan kepada konsumen, pelayanan kepada konsumen bisa ditingkatkan karena perusahaan menerapkan teknologi informasi yang tepat guna. dan keberhasilan penerapan teknologi informasi didukung oleh kompetensi dan komitmen dari karyawan. Hubungan sebab akibat ini disebut koheren, jika disimpulkan semua sasaran strategik yang terjadi di perusahaan harus bisa dijelaskan.

- Seimbang

Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam 4 perspektif meliputi jangka pendek dan panjang yang berfokus pada faktor internal dan eksternal. Keseimbangan dalam balanced scorecard juga tercermin dengan selarasnya scorecard personal staff dengan scorecard perusahaan sehingga setiap personal yang ada di dalam perusahaan bertanggungjawab untuk memajukan perusahaan.

- Terukur

Dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan bahwa ‘if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can achieve it’. Sasaran strategik yang sulit diukur seperti pada perspektif customer, proses bisnis/ internal serta pembelajaran dan pertumbuhan dengan menggunakan balanced scorecard dapat dikelola sehingga dapat diwujudkan.