Pencarian Ilmu (Isi langsung tekan "Enter")

Reaktor Nuklir : Dari Generasi Ke Generasi

Seperti halnya teknologi yang lain, teknologi reaktor nuklir pun terus berkembang. Ada 4 generasi Reaktor Nuklir. Berikut adalah perbandingan keempat Reaktur Nuklir yang ada saat ini. Selamat memahami...


Nuclear Reactors

Membuang Baterai Bekas

Baterai bekas adalah limbah yang sangat berbahaya yang sebenarnya tidak boleh dibuang sembarangan.


Semua jenis baterai bekas seperti baterai remote, mainan, jam tangan, telepon seluler, kamera digital maupun baterai yang bisa dicharge (rechargeable) termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).


Bila dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya membahayakan tubuh manusia.


Pakar lingkungan Dr R Budi Haryanto mengaku wajar jika masyarakat banyak yang tidak tahu cara membuang baterai bekas yang aman. Karena memang selama ini juga tidak pernah ada sosialisasi bagaimana memperlakukan jenis-jenis sampah.


Menurutnya, sangat sulit untuk menyadarkan masyarakat bagaimana membuang limbah yang berbahaya jika pemerintah juga tidak memberikan contoh.


"Hampir semua orang tidak aware karena mereka tidak tahu bahayanya, jadi baterai bekas di buang begitu saja," ujar Dr R Budi Haryanto selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UI saat dihubungi detikHealth, Kamis (17/3/2011).


Dr Budi menuturkan salah satu kuncinya adalah melakukan sosialisasi mengenai masalah hal ini kepada masyarakat bahwa baterai bekas itu berbahaya sehingga penanganannya lebih komprehensif. Kalau tidak disosialisasi maka masyarakat tidak akan tahu dan tidak mengelola limbah tersebut dengan baik.


Kenapa baterai bekas tidak boleh dibuang sembarangan?

Baterai mengandung berbagai macam logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, nikel, lithium dan kadmium.


Jika baterai ini dibuang sembarangan maka logam berat yang terkandung di dalamnya akan mencemari air tanah penduduk dan membahayakan kesehatan.


Dr Budi mengungkapkan jika air yang tercemar logam berat ini digunakan oleh masyarakat bisa menyebabkan penyakit kronis yang nantinya menimbulkan gangguan di sistem saraf pusat, ginjal, sistem reproduksi dan bahkan kanker.


"Efek yang muncul adalah jangka panjang. Dan biasanya masyarakat baru akan lebih peduli jika efek yang muncul itu dalam jangka waktu dekat," ungkap dosen FKM yang lahir di Malang 51 tahun lalu.


Bagaimana mengelola sampah baterai bekas?

Seharusnya limbah baterai bekas ini dikelola secara khusus dan terpisah dari sampah-sampah lainnya.


Teknologi yang ada adalah limbah B3 akan ditimbun di dalam tanah yang sudah mengandung bahan-bahan kimia lain untuk dinetralisir dan juga dihancurkan agar tidak mencemari lingkungan.


"Untuk mengatasi limbah B3 ini semua orang harus aware terlebih dahulu, baik dari masyarakat, pengelola sampah dan juga pemerintah karena ini masalah yang kompleks. Biasanya hanya orang yang betul-betul sadar yang melakukan hal ini," ujarnya.


Apa bahaya baterai bekas?

Limbah baterai tidak hanya menyebabkan polusi tetapi juga membahayakan sumber daya alam karena mengandung logam berat dan elektrolit korosif yang menjadi sumber daya baterai, seperti timah, merkuri, nikel, kadmium, lithium, perak, seng dan mangan


Dalam aksi mikroorganisme, merkuri anorganik bisa diubah menjadi methylmercury, berkumpul dalam tubuh ikan yang kemudian dikonsumsi manusia. Methylmercury dapat memasuki sel-sel otak dan berdampak serius seperti merusak sistem saraf yang bisa membuat orang menjadi gila atau bahkan menyebabkan kematian.


Sedangkan kadmium baterai dapat mengkontaminasi tanah dan air, yang akhirnya masuk ke tubuh manusia menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, juga dapat menyebabkan tulang lunak atau kecacatan tulang berat.


Selain itu, kadmium dapat menyebabkan keracunan kronis dan menjadi faktor menyebabkan emfisema (penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan pada kantung udara di paru-paru), osteomalasia (pelunakan tulang), anemia (kurang darah), juga membuat kelumpuhan pada tubuh manusia.


Ekskresi timbal juga paling sulit di dalam tubuh manusia dan dapat mengganggu fungsi ginjal dan fungsi reproduksi.


Jika limbah baterai dicampur dengan limbah padat lainnya, dari waktu ke waktu kandungan berbahaya didalamnya dapat mencemari air dan tanah, yang kemudian mengancam kehidupan ikan, tanaman, perusakan lingkungan dan secara tidak langsung mengancam kesehatan manusia.


Kenapa susah membiasakan warga membuang limbah baterai dengan tepat?

Menurut Dr Budi susahnya membiasakan orang membuang limbah baterai yang aman karena perlu usaha yang besar. Harus ada fasilitas khusus yang menampung dan orang yang mengerjakannya.


Contohnya jika dikumpulkan per RT, lalu siapa yang akan mengirim ke pusat pengolahan limbah B3 nya. Kondisi ini terkait dengan berapa jauh letaknya dan berapa biaya yang harus dikeluarkan.


Meski demikian Dr Budi menuturkan ada beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mengurangi dampak buruk dari pencemaran limbah baterai bekas yaitu:

  1. Masyarakat harus disosialisasikan terlebih dahulu mengenai bahaya dari limbah B3 bagi kesehatan
  2. Mulailah untuk memisahkan limbah berbahaya seperti baterai bekas di rumah dengan menaruhnya di dalam plastik khusus dan terpisah dengan sampah lainnya
  3. Kumpulkan semua limbah bahan berbahaya di dalam tempat tertentu, misalnya di setiap satu RW ada satu tempat khusus untuk menampung sementara limbah berbahaya
  4. Saat pengelola sampah datang untuk mengambil sebaiknya mereka juga sudah memiliki kesadaran untuk tidak mencampur limbah berbahaya dengan sampah lainnya
  5. Setelah itu limbah B3 ini akan dikirimkan ke tempat pengelola limbah B3 yang sudah memenuhi standar.


Karena itu sosialisasi mengenai bahaya dari limbah B3 ini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat agar jangan membuang limbah baterai bekas secara sembarangan sehingga tidak mencemari lingkungan yang bisa berdampak buruk pada kesehatan.



Tempat buang limbah baterai?

Di beberapa negara maju daur ulang baterai dilakukan sangat serius. Banyak negara di Eropa Barat, tidak hanya di toko-toko tapi juga langsung di jalan, dilengkapi dengan kotak daur ulang baterai khusus dan menggunakan bahan daur ulang baterai 95 persen, khususnya dalam pemulihan logam bernilai tinggi.

Beberapa daerah sudah memiliki tempat penampungan baterai bekas sementara, seperti dikutip dariwwf.or.id beberapa tempat yang bisa menampung sampah baterai bekas antara lain:

Jakarta:

PT. Intimedia (Wikimu.com)

Jl. Pakubuwono 6 No. 99 (blkg Apotik Century)

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
cp: Bayu (0817 128 615)

Sekolah Cikal
Jl. T.B. Simatupang kav. 18
Jakarta 12430
cp: Mahmudin, bagian perpustakaan (0817 9249345)

Arief (Kos)
Gd. Sarana Jaya Tebet (Superindo)
Lt. 5 No.517
Jl. Tebet Barat IV
Jakarta 12810

Melly (Rumah)
Jl. Tutul 6 no.515
Pondok Bambu
Jakarta 13430
Telp: 0815 950 6400

Bandung:
Tobucil
Jl. Aceh no.56
Telp: 022 - 426 1548
cp: Tarlen

Yayasan Kontak Indonesia
Jl. KHA Dahlan No. 67
Telp: 022 - 723 0735
cp: Endy

Terlalu Cepat Beri Makanan Padat untuk Bayi Picu Obesitas

KOMPAS.com — Studi yang dipublikasikan pada jurnal Pediatrics edisi Maret mengatakan, bayi yang minum susu formula, bukan ASI, berisiko mengalami obesitas jika memulai makanan padat terlalu cepat.

Kesimpulan ini didapat dari penelitian kebiasaan makan 847 anak. Para peneliti mencari hubungan antara obesitas dan waktu pertama bayi diberikan makanan padat seperti sereal beras, biskuit, atau buah. Ditemukan, bayi yang minum susu formula dan bukan ASI, ketika diberi makanan padat terlalu cepat, memiliki risiko 6 kali lebih besar untuk mengalami kondisi obesitas di usia 3 tahun.

"Bayi belum butuh makanan padat. Jika diberikan terlalu cepat, yang terjadi hanya penambahan kalori ekstra," jelas dr Vicki Papadeas dari LaGuardia Place Pediatrics, seperti dikutip dari NY Daily News.

Makanan padat tidak akan membantu bayi untuk tidur lebih baik, jadi bayi sebaiknya tidak diberikan makanan padat sebelum ia bisa duduk tegak dan siap menelan makanan yang disuapkan menggunakan sendok, jelas Papadeas. "Ini merupakan sebuah bukti untuk menunggu pemberian makanan padat hingga anak cukup besar untuk mencerna makanan padat. Jika Anda memberi makanan terlalu banyak kepada anak, baik itu ASI atau susu formula ataupun makanan padat, akan terlalu banyak kalori yang diterima anak, dan mereka akan belajar makan terlalu banyak," tutur Papadeas.

Kronologi Krisis PLTN Fukushima Jepang

NUCLEAR ENERGY INSTITUTE (NEI)

PRESS RELEASE

JUM’AT

UPDATE PUKUL 8 A.M. EST

Gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter (SR) mengguncang Jepang pada 11 Maret 2011 pukul 14.46, berpusat di lepas pantai wilayah Sendai, dimana ibukota Tokyo berada. Kejadian ini diikuti efek sekunder berupa tsunami dan kebakaran hebat pada fasilitas bahan bakar fosil. Gempa terjadi hanya 2 hari setelah gempa berkekuatan 7,3 SR mengguncang lepas pantai pada wilayah tersebut.

Japan Atomic Industry Forum (JAIF) mengeluarkan pernyataan bahwa 11 reaktor nuklir yang terletak pada wilayah timur laut Jepang yang saat itu beroperasi telah berhenti beroperasi (shut-down) secara otomatis. Nuclear and Industrial Safety Agency (NISA) juga menyatakan hingga pukul 15.16 waktu setempat tidak ada laporan kerusakan pada fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan menngeluarkan pernyataan pada televisi bahwa tidak ada indikasi pelepasan radioaktif.

Tokyo Electric Power Company (TEPCO) menyatakan bahwa generator diesel darurat berfungsi seperti yang diharapkan, namun kemudian berhenti setelah bekerja satu jam dan seluruh daya darurat yang dibutuhkan hilang, yang memicu mereka untuk memperingatkan pemerintah potensi situasi “darurat”, dimana otoritas lokal dapat mengambil tindakan yang dibutuhkan terhadap komunitas sekitar dan mengevakuasi mereka jika dibutuhkan. Sekitar sembilan jam setelah itu, Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI) menyatakan tiga dari empat modul power supply mobile sudah sampai pada lokasi pembangkit untuk menyuplai daya darurat yang dibutuhkan dan para petugas mulai menghubungkan sistem daya. Modul suplai lainnya dikirim melalui udara. NISA mencatat bahwa emisi dari exhaust stack (cerobong pengeluaran) menunjukkan tidak adanya peningkatan radioaktivitas.

Tohoku Electric Power Company juga melaporkan adanya kebakaran pada bangunan turbin (non nuklir) pada PLTN Onagawa Unit 1.

Peringatan tsunami dikeluarkan untuk seluruh wilayah Lautan Pasifik, termasuk Taiwan dimana beroperasi enam reaktor nuklir. Tidak ada ancaman tsunami bagi PLTN di wilayah Korea Selatan dan Cina.

UPDATE PUKUL 5 P.M.

Tekanan di dalam kontainmen Unit 1 PLTN Fukushima Daiichi dilaporkan meningkat sejak sistem pendingin reaktor darurat tidak aktif. TEPCO melaporkan pada pukul 02.00 watu setempat tekanan meningkat melebihi level referensi pembangkit, namun masih dalam batas toleransi engineering. Perusahaan menyatakan akan mengurangi tekanan dalam kontainmen “untuk unit-unit yang tidak dapat menjamin level air yang ditentukan” dengan sistem keselamatan. “Kami akan mengontrol unit-unit tersebut dan melanjutkan monitoring lingkungan di sekitar fasilitas”, demikian dinyatakan press release TEPCO.

Federasi Perusahaan Listrik Jepang mengeluarkan pernyataan yang mengindikasikan bahwa “sedikit uap radioaktif akan dikeluarkan melalui sistem filter dan dikeluarkan melalui cerobong ventilasi.” TEPCO “yakin bahwa pelepasan terkendali ini akan membantu kestabilan bejana kontainmen reaktor sekaligus tidak menimbulkan efek pada kesehatan atau lingkungan.”

Setelah kejadian gempa Jepang, Pacific Gas & Electric mengumumkan peristiwa tidak biasa pada pembangkit Diablo Canyon, yang terletak dekat San Luis Obispo, California sebagai tindakan pencegahan bagi potensi bencana tsunami. “Seluruh sistem keselamatan pembangkit dan komponen berfungsi normal dan kedua unit saat ini beroperasi pada daya 100 persen”, demikian dilaporkan PG&E.

Southern California Edison menyatakan bahwa pembangkit San Onofre yang terletak di Pantai San Onofre, California tetap beroperasi dalam kondisi aman dan peringatan tsunami tetap berlaku pada wilayah tersebut. “Pembangkit San Onofre dilaporkan tidak mengalami anomali aktivitas”, demikian laporan perusahaan tersebut, “Seluruh operasi berlangsung normal. Sistem perlindungan pembangkit mencakup dinding beton 30 kaki di atas permukaan laut.”

SABTU

UPDATE 8 A.M. EST

NEI berkoordinasi dengan Institute of Nuclear Power Operations (INPO) dan Electric Power Research Institute (EPRI) pagi ini dan akan segera memberi update informasi terkait situasi di Jepang.

UPDATE 9:30 A.M. EST

TEPCO menyatakan telah berhasil mengeluarkan udara (vented) dari kontainmen PLTN Fukhusima-Daiichi Unit 1, berdasarkan sumber beberapa industri.

Sekretaris Kabinet Jepang, Yukio Edano menyatakan dalam konferensi pers bahwa telah terjadi ledakan pada PLTN Fukushima-Daiichi pada pukul 15.36 waktu setempat, namun ia menyatakan ledakan tersebut tidak mempengaruhi sistem primer reaktor maupun kontainmen, hal ini dilaporkan lembaga berita NucNet pagi ini.

Edano menyatakan bahwa terjadi ledakan hidrogen di ruang antara pengungkung beton dan sistem primer reaktor, namun ledakan ini tidak merusak fungsi pengungkung atau sistem reaktor. Sebagian dari bahan bakar dalam reaktor tidak tertutup air dan TEPCO menyuntikkan air laut serta boric acid untuk menanggulanginya. Pengukuran radiasi di sekitar fasilitas PLTN Fukushima Daiichi menunjukkan level radioaktivitas sebesar 1,1 milirem per jam, namun kemudian turun menjadi 7 milirem per jam beberapa jam setelah ledakan.

TEPCO juga menyiapkan proses venting (pengeluaran uap) dari struktur kontainmen Fukushima Daiichi 2 dan 3, pada hari Sabtu.

Edano menyatakan, “Kami telah mendapatkan konfirmasi bahwa kontainer reaktor tidak mengalami kerusakan. Ledakan tidak terjadi di dalam kontainer reaktor. Dalam kondisi seperti ini, tidak ada radiasi dalam jumlah besar yang bocor keluar.”

Pemerintah Jepang memperluas wilayah evakuasi menjadi 20 km atau 12 mil dari sekitar fasilitas PLTN.

Generator diesel cadangan dan baterai cadangan tiba di reaktor Fukushima Daiichi.

AS membantu Jepang dalam mengatasi peristiwa PLTN dan gempa termasuk asistensi dari industri dan US NRC (Komisi Pengawas Nuklir AS).

TEPCO juga berusaha untuk menjaga kondisi aman pada PLTN Fukushima Daini Unit 1, 2 dan 3 yang mengalami kehilangan fungsi kendali tekanan.

Fasilitas nuklir ini mengalami kerusakan pasca gempa berkekuatan 8,9 SR pada 11 Maret yang berpusat di lepas pantai wilayah Sendai, dimana ibukota Tokyo berada. Efek sekunder serius terjadi termasuk tsunami besar, kerusakan gempa yang signifikan dan kebakaran hebat pada instalasi bahan bakar fosil.

UPDATE 12:30 P.M. EST

Insiden pada PLTN Fukushima Daiichi digolongkan pada level 4 pada Skala Peristiwa Nuklir dan Radiologik Internasional (International Nuclear and Radiological Event Scale (INES)) berdasarkan standar dari International Atomic Energy Agency’s (IAEA) , lebih rendah dari peristiwa bencana Chernobyl 1986 (INES level 7) dan kecelakaan Three Mile Island 1979 (level 5).

Otoritas Jepang tidak memberikan pengukuran radiasi dalam laporan INES mereka kepada IAEA, namun operator PLTN TEPCO melaporkan bahwa level radiasi di sebelah bangunan mesin Unit 1 telah meningkat dari 0,007 rem per jam menjadi 0,67 milirem per jam.

TEPCO mengumumkan keberhasilan proses venting kontainmen Unit 1 dan menyiapkan proses serupa untuk unit 2 dan 3. Venting bermanfaat menurunkan tekanan dalam kontainmen. Boric Acid dan air laut digunakan untuk mendinginkan reaktor Unit 1.

Seorang pejabat pemerintah menyatakan bahwa ledakan yang terjadi sebelumnya disebabkan akumulasi hidrogen yang bersatu dengan oksigen dalam ruang antara kontainmen dan struktur luar. Kontainmen primer tidak mengalami kerusakan.

UPDATE 5:00 P.M. EST

NEI telah menerbitkan lembaran fakta "Events at the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant in Japan," untuk menyimpulkan peristiwa yang sedang berlangsung di PLTN Fukushima Daiichi.

UPDATE 7:30 P.M. EST

Laporan yang berlum dapat dikonfirmasi mengindikasikan bahwa kondisi darurat dinyatakan pada reaktor kedua PLTN Fukushima Daiichi.

The Associated Press and the Los Angeles Times melaporkan bahwa Badan Keselamatan Nucklir dan Industri Jepang (NISA) menyatakan pada Minggu pagi bahwa sistem pendingin Unit 3 mengalami malfungsi. Laporan tersebut menyatakan TEPCO telah meperingatkan NISA.

Mengklarifikasi laporan sebelumnya, Ichiro Fujisaki, Duta Besar Jepang untuk AS menyatakan tidak terjadi ledakan dalam kontainmen reaktor Fukushima Daiichi Unit 1. Fujisaki menyatakan kepada CNN bahwa operator sedang mengambil langkah untuk menstabilkan dua unit reaktor lain yang mengalami shut down pada PLTN tersebut. Ia mengkonfirmasi bahwa tidak ada dari keenam reaktor tersebut yang mengalami leleh teras (meltdown).

“Isu lain juga muncul terkait Unit 1. Kami sedang melakukan proses venting untuk mengurangi uap dalam kontainmen agar tekanan berkurang,” demikian pernyataan Fujisaki, “Kami tidak melihat adanya bukti leleh teras. Kami akan meng-update isu terkait setiap jam.”

“Kami bekerja setiap menit dan detik untuk mampu mengendalikan kondisi ini,” kata Fujisaki, “Kami menginjeksi air dan mengeluarkan uap. Jumlah radioaktif berkurang. Kami melakukan semuanya dengan sangat hati-hati dan itu sangatlah penting.”

Fujisaki juga menyatakan Jepang berkonsultasi dengan beberapa negara sahabat untuk mengendalikan situasi. “Dalam situsasi seperti ini, yang paling penting adalah kecepatan dan mobilisasi seluruh kekuatan.”

TEPCO menyatakan tidak ada peningkatan level radiasi di sekitar fasilitas lain, PLTN Fukushima Daini yang juga ditutup setelah gempa.

“Tidak ada efek radiasi pada lingkungan eksternal, hal ini telah dikonfirmasi,” demikian pernyataan TEPCO terkait PLTN Fukushima Daini.

MINGGU

UPDATE 8:30 A.M. EDT,

TEPCO melanjutkan proses pendinginan darurat dan operasi pengendalian tekanan pada PLTN Fukushima Daiichi. Sebagai tambahan pada Fukushima Daini, tiga reaktor tetap dalam kondisi shut down. Mereka memiliki suplai tenaga listrik pada fasilitas Daini, namun kolam air yang digunakan untuk pendinginan reaktor mengalami saturasi.

Fukushima Daiichi: Terdapat kondisi darurat yang dinyatakan bagi Fukushima Daiichi Unit 1, 2 dan 3. Operator melakukan proses venting pada struktur kontainmen reaktor 1 dan 3. Reaktor 3 menggunakan bahan bakar mixed-fuel. Tenaga listrik tidak terdapat pada ketiga reaktor dan tidak terdapat cadangan daya pada Unit, 1, 2 dan 3. TEPCO telah memompa air laut ke dalam reaktor 1 dan 3 untuk mengendalikan pendinginan dan diduga terdapat kerusakan pada sebagian elemen bakar uranium pada kedua reaktor ini. Evakuasi publikdalam radius 20 kmtelah dilaksanakan dan terdapat pelepasan radiasi dalam jumlah rendah ke lingkungan sebagai akibat proses venting dan terjadi ledakan pada kontainmen sekunder Unit 1. Dosis maksimum pada fasilitas ini adalah 128 milirem per jam. Seorang pekerja radiasi mendapatkan paparan sebanyak 10,6 rem.

Fukushima Daini : terdapat kondisi darurat untuk Unit 1, 2 dan 4 dan evakuasi telah dilakukan untuk masyarakat dalam radius 2,5 mil dari PLTN. Tidak terdapat pelepasan radioaktif pada fasilitas ini. Terdapat tenaga liustrik untuk seluruh empat reaktor, namun terdapat keterbatasan penggunaan pompa air pendingin pada Unit 1, 2 dan 4 disebbakan kerusakan tsunami. Kolam pendingin mengalami saturasi pada ketiga reaktor.

Komentar dari Pejabat Jepang:

Operator menyediakan air laut dan boron untuk mendinginkan teras di Fukushima Daiichi Unit 1 dan 3 dan melakukan proses venting pada reaktor-reaktor tersebut. Yukio Edano, Sekretaris Kabinet Jepang menyatakan hal tersebut pada hari Minggu. Operator bertindak untuk mengantisipasi asumsi akan terjadinya leleh teras pada Unit 3. “Tidak seperti Unit 1, kami mengeluarkan uap dan menginjeksi air pada tahpan awal.” kata Edano.

Otoritas mempersiapkan pembagian iodium untuk melindungi masyarakat dari paparan radiasi.

UPDATE 12:30 P.M. EDT

NEI menerbitkan lembaran fakta "Radiation and the Japanese Nuclear Reactors," yang menjelaskan kejadian yang terjadi pada PLTN Fukushima Daiichi dan Daini di Jepang pasca gempa dan tsunami. Juga dipaparkan penjelasan nilai batas dosis dan paparan bagi pekerja dan masyarakat di AS.

UPDATE 5:00 P.M. EDT

NEI mengeluarkan 20 FAQ terkait situasi energi nuklir Jepang. FAQ menjelaskan usaha terkini yang sedang berlangsung di Jepang, termasuk informasi detail terkait desain raktor air mendidih (BWR) dan potensi efek industri nuklir AS.

UPDATE 7:00 P.M. EDT

Fukushima Daiichi

Ledakan hidrogen yang terjadi pada 11 Maret yang terjadi pada ruang antara bejana kontainmen primer dan bangunan kontainmen sekunder tidak merusak bejana kontainmen primer atau teras reaktor. Untuk mengendalikan tekanan teras reaktor, TEPCO mulai menginjeksi air laut dan boric acid ke dalam bejana kontainmen primer Unit 1 pada 12 Maret dan Unit 3 pada 13 Maret. Terdapat kemungkinan kerusakan elemen bahan bakar pada reaktor 1 dan 3.

Pada kedua raktor 1 dan 3, air laut dan boric acid diinjeksi dengan menggunakan pompa pemadam api. Pada reaktor 3, sebuah katup untuk kendali tekanan gagal membuka, namun dapat diatasi dengan menghubungkan tekanan udara ke sistem kendali operasi katup tersebut.

Level air pada bejana reaktor 2 masih stabil.

Personil dari TEPCO secara simultan melakukan monitoring status ketiga reaktor.

Level radiasi tertinggi yang tercatat di Fukushima Daiichi adalah 155,7 milirem pada pukul 13.52 waktu setempat tanggal 13 Maret. Tingkat ini kemudian turun menjadi 4,4 milirem pada malam harinya. Nilai batas dosis untuk masyarakat umum yang diacu NRC adalah 100 milirem per tahun.

Pemerintah Jepang menyatakan potensi leleh bahan bakar sebagian pada Fukushima Daiichi Unit 1 dan 3, namun tidak terdapat resiko ledakan teras, seperti yang terjadi pada Chernobyl tahun 1986. Batang kendali telah berhasil dimasukkan pada seluruh reaktor, sehingga menghentikan reaksi berantai. Teras reaktor Fukushima Daiichi dan Daini diklindungi oleh bejana kontainmen baja dan beton setebal 40 hingga 80 inchi yang didesain untuk mengungkung material radioaktif.

Fukushima Daini

PLTN Fukushima Daini tetap dalam kondisi darurat. Terdapat daya listrik pada keempat reaktor PLTN ini, namun demikian terdapat keterbatasan pada pompa air pendingin reaktor 1, 2 dan 4.

TEPCO berusaha untuk mempertahankan pendinginan konstan dalam bejana kontainmen primer reaktor-reaktor tersebut. Tidak terdapat radioaktivitas yang tercatat di luar bangunan kontainmen sekunder Fukushima Daini.

Dua PLTN lain di wilayah Tohoku, yaitu PLTN Onagawa dan PLTN Tokai, mengalami shut down otomatis sebagai respon terhadap gempa. Keempat reaktor pada PLTN ini memiliki sistem pendingin yang berfungsi normal dan dalam proses pemantauan operator.

Pusat Pengolahan Ulang Rokkasho dan fasilitas pendukungnya yang terletak pada utara zona tsunami di Rokkasho beroperasi dengan aman menggunakan sistem pembangkit daya cadangan.

Fasilitas nuklir Jepang dirancang untuk tahan terhadap kejadian sismik yang kuat, seperti gempa bumi. Dalam peristiwa gempa bumi ini – yang tercatat sebagai yang terkuat dalam 100 tahun terakhir di Jepang – struktur kontainmen pada Fukushima Daiichi berhasil mempertahankan integritas strukturalnya. Fasilitas ini didesain untuk tahan terhadap tsunami dalam jangkauan yang diperkirakan; namun bagaimanapun tsunami yang terjadi pada 10 Maret melampaui batas yang telah diperkirakan dan membanjiri generator diesel pada PLTN Fukushima Daiichi. Hal ini memicu terjadinya kehilangan daya pada sistem pendingin reaktor.

Shutdown otomatis pada 11 reaktor yang beroperasi pada PLTN Onagawa, Tokai, Fukushima Daiichi dan Daini mengakibatkan kehilangan 3,5% kapasitas pembangkitan listrik di seluruh Jepang.

UPDATE 11:30 P.M. EDT

Pada pukul 11.01 EDT, Tokyo Electric Power Co. menyatakan bahwa ledakan terjadi pada Fukushima Daiichi Unit 3. Dinding bangunan reaktor dan atap meledak. TEPCO menyatakan bahwa ledakan dipicu oleh hidrogen sama seperti yang terjadi sebelumnya pada Unit 1 di hari Jum’at, namun belum terdapat pihak yang bisa dikonfirmasi.

Overclock

Overclock adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada cara untuk membuat suatu perangkat untuk berjalan di kecepatan yang lebih tinggi daripada ketentuan pembuat perangkat tersebut. Prinsipnya adalah membuat performa lebih tinggi. Tetapi perlakuan ini beresiko menyebabkan kestabilan sistem yang berkurang sampai rusaknya peripheral computer yang dioveclock. Overclock biasanya dipraktekkan oleh para pengguna PC untuk "memaksa" periferal komputer bekerja diatas kemampuan standar yang ditentukan pabrikannya dengan tujuan akhir untuk meningkatkan performa kerja komputer.

Perangkat PC yang di-overclock sama saja dengan dipaksa melebihi kemampuan aslinya. Namun, overclock PC ini, selain membuat perangkat sistem menjadi tak stabil, dapat membuat kerusakan pada perangkat keras, terutama Mainboard, RAM, dan Prosesor.

Untungnya sekarang banyak perangkat keras yang dibuat dengan fabrikasi yang sudah handal untuk keperluan overclock, sehingga apabila dengan wawasan pengertian dan pengalamanoverclock, itu kerusakan pada saat overclock dapat diminimaliasi.

Menurunnya tingkat kestabilan PC karena overclock bisa disebabkan oleh buruknya kualitas power supply unit (PSU), memori, dan atau mainboard. Untuk menghindari ketidakstabilan tersebut cobalah untuk mengganti power supply dengan kemurnian +80%, memori dengan kualitas baik dan dapat diandalkan, motherboard yang bagus dengan bios yang lengkap. Untuk perangkat keras dengan kualitas memadai dan bagus untuk dioverclock tidak selalu berharga mahal.

Kerusakan perangkat keras karena dioverclock terutama disebabkan oleh panas yang berlebih untuk menghindarinya banyak cara yang bisa dikerjakan misalnya memperbaiki sistem aliran udara dalam casing, memperbaiki heatsink cpu/chipset/vga dengan cara lapping atau bahkan menggantinya dengan pendingin berkualitas yang sekarang banyak dijual di toko-toko komputer di Indonesia. Sistem pendinginan ada banyak macamnya seperti HSF (Heat Sink Fan) standar yang umum digunakan dimana pendinginan berasal dari kipas (Fan), Water Cooling, sampai yang ekstrim seperti menggunakan bong (Liquid Nitrogen [-280C] sampai Liquid Helium[-300C])dan dry ice atau peltier.