Kajian pada jurnal Radiology edisi juni 2001 menunjukkan bahwa pria dan wanita mendengar secara berbeda. Pada kajian ini, para peneliti University Of Indiana meminta 20 pria dan 20 wanita mendengarkan kalimat sebuah novel. Ketika mendengarkan, mereka menjalani pencitraan resonansi magnetik (MRI) fungsional otak, tetapi sebagian besar pria menunjukkan aktivitas hanya pada belahan kiri otak, tetapi sebagian besar wanita menunjukkan aktivitas pada kedua sisi otak.
Pada jurnal Neuroimage edisi September 2005, para peneliti ilmu psikiatri di University Of Sheffield melaporkan bahwa suara pria dan wamita mengaktifkan wilayah yang berbeada dalam otak pria. Para ahli ini memantau aktivitas 12 pria ketika mendengarkan suara wanita dan pria. Mereka menemukan bahwa pada pria, suara wanita merangsang area otak yang digunakan untuk memproses suara-suara yang kompleks, misalnya musik. Di sisi lain, pria mengaktifkan wilayah otak yang digunakan untuk menghasilkan gambaran. Ini berarti, bahwa setidak-tidaknya bagi pria, suara wanita lebih kompleks dan sulit untuk didengar dan dimengerti.
Memang masih diperlukan lebih banyak riset, tetapi dari kedua potongan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pria bukannya tidak mau mendengarkan wanita, tetapi ia tak mampu secara cepat memproses data dalam otak karena tingkat kerumitan data yang didapat dan otak yang memproses data tersebut hanya satu bagian saja.
Jadi, hai para pria, inilah jawaban yang disarankan jika anda dituduh tidak mendengarkan : Sayang, aku sudah berusaha keras mendengarkan, tetapi otakku tidak mampu melakukan yang diinginkan hatiku. (Lalu kembalilah menonton sepak bola).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar